Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 01.pdf/49

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

„Kenapa kakimu, Sutjie?” tegur Han Peng Lin dengan heran.

Muka Kauw Lie Lie djadi merah kembali, dia malu sendirinja, karena takut Han Peng Lin bisa membatja isthatinja. Sikapnja dengan sendirinja djadi lebih gugup dan tjanggung benar.

„Tidak— — botjah — — — botjah kurang, adjar itu telah manggigit kakiku!” sahutnja agak kaku.

Han Peng Lin tidak memperhatikan perubahan muika Kauw Lie Lie jang berubah merah seperti seorang Sio tjia (gadis) jang malu menghadapi patjarnja, karena Han Peng Lin tengah menundukkan kepalanja memeriksa luka dikaki Kauw Lie Lie jang ternjata terluka agak besar djuga akibat gigitan Ho Ho djang keras dan telah menggigit sekuat tenaga itu.

„Hai — — botjah itu benar-benar kurang adjar sekali—_ —!” kata Sam Tjoa Hui Tjiam Han Peng Lin sambil menoleh kepada Ho Ho jang tengah rebah diatas tumpakan saldju belum bisa lantas bangun berdiri. „Mengapa Satjie tidak menotoknja sadja dan membawanja pergi? Bukankah nanti kita bisa memaksanja? Sekarang biar bagaimana Kita harus mengedjar sampai ketemu djedjak dari Hek Hay Kay Liong, sebab kalau sampai dia bisa meloloskan diri dari tangan kita dan nanti disuatu saat kalau lukanja itu telah telah-

L.M.Arwah—1.

49