Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 01.pdf/12

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

mang hampir semua orang memanggilku dengan sebutan itu.”

Si pengemis menghela napas, dia memperhatikan Ho Ho dengan wadjah jang agak muram.

„Mengapa didalam tjuatja demikian buruk kau berada ditempat ini seorang diri?” tanja si pengemis tua itu dengan suara mengandung keheranan djuga. „Kemana orang tuamu?”

Ho Ho berubah mukanja, tampaknja dia djadi sedih dan menundukkan kepalanja waktu mendengar pertanjaan pengemis tua tersebut.

„Aku telah melarikan diri dari rumah, Lopeh!” djawab Ho Ho dengan suara jang agak paru. „Aku tidak tahan untuk hidup terus didalam keluargaku maka empat hari jang lalu aku melarikan diri menjingkir djauh-djauh agar tidak bisa ditjari kembali oleh ajahku— — —.”

„Heh?" pengemis tua itu djadi heran. „Mengapa begitu?"

„Aku bentji kepada orang tuaku — — — mereka terlalu djahat — ——! Ajah djuga terlalu bengis, sering kali aku dihadjar dengan kaju, sehingga tubuhku sampai babak belur, dan aku merasakan bahwa diriku ini seperti djuga bukan anak mereka — — —!” tambah Ho Ho dengan suara jang sedih, matanja djuga agak merah, tetapi dia tidak sampai menangis.

12

L M.Arwah—1