— 73 —
moedian ajahmoe taoe jang kau ada disini, akoe nanti trima semoea kesalahan djato dipoendak-koe. Djangan sentara dipoekoel, dihebat mati tentoe akoe manda."
Thian Hok dengar bitjaranja Koei Hoa jang lema lemboet, hatinja jang takoet djadi brani, dadahnja berombak-rombak seperti djoega orang menahan napsoe.
„Sekarang empe Kim Sioe ada dimana?" menanja Thian Hok dengen plahan.
„Ada sama Tjoei Lian lagi tidoer dikamar bawah", menjaoet Koei Hoa.
Mendenger begitoe hatinja Thian Hok djadi tiada begitoe koeatir lagi, laloe meremken matanja berlaga poeles. (Wah, djangan maloe-maloe koetjing, engko Thian Hok!? Let, zetter).
Lantaran Koei Hoa ada satoe prempoean djalang jang oe oeng, maka soeda mengarti maksoednja Thian Hok di itoe waktoe. Memang djoega Thian hatinja moendoer madjoe, kerna semendjek idoepnja brangkali baroe perna satoe kali ini didampingin prempoean tjakep sebagi Koei Hoa, apa lagi sabentar-bentar Koei Hoa bersenjoem, semingkin hatinja Thian Hok djadi tiada karoean.
Apa jang telah diberboeat dalem itoe kamar, tiada perloe kita toetoerken, kerna kaloe boleh dioepamaken benda adalah Koei Hoa sebagi praoe
