Halaman:Liem Thian Hok atawa Perdjalanan dan Proentoengannja Satoe Boengah-Raja.pdf/168

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 168 —

Di kapal Liem Sie An merasa tiada enak hati, aer matanja tiada terasa telah mengoetjoer seperti di peras-peras, pengharepannja soepaja lekas-lekas bisa sampe diroema boeat liat pada iboenja jang pengabisan kali.

Kita teroesa ikoetin perdjalanannja Liem Sie An jang berada didalem sedi, mari pembatja ikoet kita meliat pada tingka lakoenja Hek-kat.

Sasoedanja sampe diroema dan Liem Thian Sioe telah pergi ka toko Hiap Tjiang sebagimana biasa bantoe dagang bersama-sama Thian Pouw, Hek-kat lantes berdandan rapi melebihken dari sari-sari, hingga boedjang-boedjang djadi heran, meliat tingkanja ini madjikan, tetapi marika tiada brani tanjaken apa-apa. Keliatan Hek-kat djoeal moeka didepan pintoe. Sabentar-bentar ia berdjalan moendar mandir seperti djoega ada jang ditoenggoe. Betoel djoega satelah mata hari kasi liat sinarnja, keliatan dari djaoe mendatengin Tong Kim Sioe, hingga hatinja Hek-kat djadi sanget girang, kerna dalem hatinja berpikir sekarang ia boleh poeasken hatinja apa jang ia soeka.

Tong Kim Sioe poen dari djaoe soeda mesem-mesem satelah meliat Hek-kat.Ini doea menoesia saielah berdeketan, laloe bergandeng tangan maseek ka dalam dan doedoek bersama sama.

„Ha dasar poenja oentoeng lagi malang," kata Hek-kat pada Tong Kim Sioe,,,baroe sadja akoe