— 130 —
„Djangan sentara kau poekoel padakoe, biar kau gantoeng mati akoe tiada maoe toeroet prenta moe, toea bangka tiada taoe maloe!” berkata Koei Hoa jang tiada kala maranja pada Tjit Mah. „Kaloe kau tiada idoep dari oewangnja soendel soendel tentoe kau tiada bisa makan!”
Di itoe koetika soeda terdjadi pertjektjokan jang sengit, hingga seadanja prempoean tjikalan doenia jang ada di itoe roema hina pada kaloear. Satoe sama laen maen awas-awasan, kerna masing-masing ada sanget bentji pada ini batauw jang kedjem, maka marika harep-harep kaloe Koei Hoa djambak ramboetnja ini si toea bangka dan banting katana. Tetapi lantaran ada takoet pada itoe batauw, maka dengen poera-poera marika pada dateng djoega sama tenga sebagi orang misahin, padahal sabela tangannja ada djorokin pada Koei Hoa soepaja Koei Hoa merangsang pada Tji Mah.
Koei Hoa jang di itoe koetika seperti kerbo gila soeda tiada perdoeli pada orang banjak, ketambahan ia liat ini segala sisa doenia ada di fihaknja, maka dengen brani laloe ia rambet ramboetnja ini batauw jang satelah kena sigra ia oeleng-oeleng hingga si batauw djadi djato tengkoeroep dengen bertreak kesakitan dan minta toeloeng.
Soeda tentoe sadja tiada diambil perdoeli oleh Koei Hoa, jang djadi semingkin mara pada ini ba-
