Halaman:Liem Thian Hok atawa Perdjalanan dan Proentoengannja Satoe Boengah-Raja.pdf/122

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 122 —

maka Tan Sam soeda berlakoe sabar, satoe ha jang djarang terdjadi kaloe ia maoein pada prempoean-prempoean laen. Ia ada piara bini moeda bebrapa bidji, roepanja ini semoea masi blon poeas, maka ia maoe piara lagi pada Koei Hoa. Itoe sekalian bini moeda adan anak orang baek-baek jang ia beli dengen harga mahal, Tetapi ia ada mempoenjai tabeat pembosenan, kaloe berdjalan bebrapa hari ia kawin pada ini prempoean, lantes ia tiada begitoe open lagi,maski makan pakenja ia masi kasi, begitoepoen roema tinggal.

Kaloe dilat begitoe, kita merasa kesian sekali pada itoe anak-anak prempoean, jang lantaran orang toeanja mata doeitan soeda lantes kasiken pada Tan Sam boeat didjadiken bini moeda, dengen tiada pikir begimana hatinja ini anak, jang dirampas pengrasahan hatinja dengen perkosa.

Pada orang-orang toea begini kita haroes koetoekin dan ada bertabeat biadab sekali, tiada perdoeliken nasibnja sang anak, asal-doeit masoek kantong. Kita liat prempoean-prempoean Tionghoa di Betawi ada banjak jang berklakoean begitoe, maski tiada semoea, ada goenaken perkataan „kawin” diboeat plambi, pada hal sabenernja ia djoeal itoe anak prempoean dengen djadiken bini moedanja orang hartawan, jang kamoedian kalo si hartawan bosen, tentoe si anak tersia-sia dan terdjeroemoes ka djoerang prampoean hina.