150
Dia poenja djidat ada bekas tertindis masoek, matanja jang terboeka besar soeda djadi terboeka lebi besar oleh menahan sakitnja, ada masi kaliatan itoe kedoet- kedoetan oleh kasangsaraän itoe jang soeda di kenakan kapadanja.
Maka orang soeda djadi soesa hata jang djangan dia soeda ilang kira-kira, karna dia mnmbiarkan saija apa djoega jang orang maoe bikin badannja.
Pada waktoe Ming dapat parenta dari Radja moeda akan tjari katrangan dari pemboenoenja Lin, datang tanja padanja dari itoe perkara, dia tiada bisa manjaoet lain melainkan :
―Toean soeda bri hoekoeman mati pada saija, toean tiada poenja koeasa lagi boeat sangsarakan padakoe: biarkanlah saija mati djoega.
Tatkala jang sakit itoe meliat banjak orang masoek didalam kamarnja, dimana soeda sapoeloe hari tiada lain orang masoek melainkan dokter-dokter sadja, maka dia soeda djadi terkedjoet dan tiada mengarti apa maksoed itoe adanja.
Dia soeda kira jang dia ada mengimpi, karna doea orang datang menghiboerkan padanja dengan mengingatkan kahidoepannja jang soeda laloe. ― Pada sabantaran itoe dia dapat ingat maka orang berbisik di koepingnja satoe nama jang dia tjinta, dan dia loendjoerkan tangannja boeat pegang orang itoe jang berbisik.
Tetapi Liou Siou soeda berloetoet di sabelanja jang sakit itoe dan tjioemkan tangannja jang koeroes serta berkata. ― Saija ini Liou Siou adanja: Ité! jang soeda
