Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/344

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1969

toewan pergi lagi apalah halnja akoe, sedang ada angkau jang maliboerken hatikoe sakejan, soekernja istimewa angkau tiada sijapa lagi jang meliboerken akoe.

Satelah itoe maka sembah Sjahbanda mantri bidjaksana itoe jatoewankoe soedalah dengan oentoeng toelisan pateh ini masing masing menanggoeng pertjiataan apalah hendak di kata, anak beta doewa seorang poen tida ada jang hidoep tambahan poela iboenja kedoewa poen mati dateng sekarang belon sedap rasanja itoe.

Satelah itoe maka titah soeltan: Hai Sjahbanda? akoe in hendaklah berhabar pada moe kerna semalem akoe tidoer akoe telah bermimpi di dalem negri Toral Arkan kemasoekan aer sepertiken laoet rasanja hingga hampirken karem negri itoe, apakah taabirnja dalem mimpikoe itoe? maka itoelah mendjadiken bertambah tambah tidaken sedap rasa hatikoe, dari pada sebab takoet akoe kaloe kedatengan satroe djoega, kerna djikaloe kedatengan satroe moesoeh alangka soekarnja sekali kali, tida ada di dalem negri.

Adapoen maka sekoetika berkata kata itoe, maka toewan poetri Maal Djamdjam Seri Negara poen toeroenlah ia dari atas oedara terlajang lajang, betoel seperti lakoenja anak Djin itoe, sertaken teroes ia soedjoed kaki ajahnja dan iboenja, serta ia pangsan tidalah habarken dirinja lagi dari pada sangat tida tertahan hatinja lagi.