Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/517

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1583

sekoetika ija dateng poela serta berhadep kepada radja.

Maka radja poen terlaloe amat heran dirinja malihat kelakoewan itoe dengan roe anja seperti hantoe, serta katanja: Hai orang hoetan sijapa angkau ini? den dari manakah datengmoe?

Sahoetnja; Hai radja, tidakah, kamoe kenal akoe inilah hambanja Maharadja Goemanda Sakti, dan namakoe ini Hoestan Lantaran.

Satelah itoe maka radja poen terlaloe amat gemasnja, serta di tangkap iket pinggang di paloeken pada batoe, maka batoepoen belah duewa, laloe di kerasken poela memaloeken pada batoe, maka batoe poen petjah, laloe di banting poela pada batoe jang tebal dengan sehabis habis koewatnja itoe poen hantjoer mendjadi seperti remaken katja, maka badannja poen tida apa apa, maka mendjadi sangat heran radja itoe, serta mengoenoes pedangnja serta di perang kepalanja, maka rasanja sebagi orang jang memerang besi rasanja, maka beberapa kali di perangnja tida djoega boleh di makan sendjata itoe.

Maka dari pada sanget gemas radja itoe laloe di godot godotnja dengan sehabis soeka hatinja maka mata pedang itoe mendjadi loema seperti menggodot batoe loko, maka radja itoepoen terlaloe amat heranlah beberapa kali di godotnja soewatoepoen tida lagi ija rasahken, hanja mendjengit mendjengit djoega roepanja, hingga dateng habis segala sendjata radja itoe di boeat memaloe dan memenggal dija tida djoega ija ra-