Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/481

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1547

njalari kesana kemari, dan radjanja tilah tertangkep, maka laloe sigra ia melariken koedanja berhadepan serta mengamoek tida terlarang lagi, dengan seorang dirinja, maka sekoetika poela laloe ia mengadep dengan Mahradja Aripoel Dlohar itoe.

Satelah sampe laloe di toembaknja o'eh Soeltan, maka laloe di tangkisnja, serta katanja: Hai kamoe siapakah namamoe? jang sangat sekali berani moe berparang dengan seorang dirimoe, tidakah kamoe melihat jang radjamoe akoe tangkep ia dengan moedahnja, dan tidakah angkau melihat segala raijatmoe soeda lari kesana kemari, dan seriboe sekalipoen ada njawamoe tida lepas dari pada akoe, dan tida angkau kenal akoe ini radja Aripoel Dlohar.

Maka sahoetnja Sjah Bandi, tidalah angkau kenal akoelah jang memenggal batang lehernja soedaramoe Mahradja Widan Keboendan, dan sekarang akoe dateng kehadepanmoe kemari ini handak minta di bales soepaja djangan akoe hidoep dengan tiada membela radjakoe, dan maloe akoe djikaloe akoe menoeroet. hamba radja jang lain, dan djikaloe akoe mati biarlah akoe mati dengan nama jang baek.

Satelah itoe maka Soeltan poen amat sanget marahnja sebab ialah jang mamboenoeh soedaranja, maka laloe di prangnja kepalanja Sjahban di dengan kamkamnja, maka laloe di tangkis dengan parsinja, maka laloe matanja kamkam itoe kena kepada lehernja koedanja Sjahbandi

Soeltan Taboerat

176