Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/271

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1247

Maka Rantjak Sari kedoea Rantjak Pertaka, sambil mangikat anak itoe sambil berkata, serta berpikir djoega di dalem hatinja, mengapa anak ini bersamahan sekali aken roepanja dengen toewankoe, kaloe kaloe djoega ija ada berkena sanak kepadanja.

Setelah soeda di ikatnja itoe, sambil ija berpikir pandjang pendek serta ija menarik napasnja.

Sahsoedahnja di ikatuja laloe di lepasnja, maka anak itoepoen menangis, serta katanja; wai toeankoe besarlah dosanja hamba ini, kerna hamba sedang sanget sajangnja di perboeat demikijan.

Maka kata anak radja itoe, Hai anak goenoeng: pada rasakoe angkaulah jang berboeat binasa pada sekalijan ikan ajahanda, den boeroeng ajahanda, kerna barang jang terpanah itoe terkenah matanja, maka sekarang rasahkenlah angkau baek-baek, kerna barang kehandakmoe akoe taoe, jang angkau handak menggoda soedarakoe, nistjaja angkau matilah di boenoehnja, den sekarang ini angkau djangan banjak bitjaramoe lagi.

Satelah itoe maka anak itoepoen dijemlah, serta aer matanja berliliran itoe, dari pada sebab ia menangis, katanja: ja toewankoe ampoen lah dosa hamba, bahoewasanja hamba ini hendak poelang pada roema hamba, tetapi hamba tida taoe lagi kemana djalannja soeda tiga boelan lamanja hanba sesat ini, tlda bisa rasanja hamba bertemoe pada iboe hamba, tapi ia berkata kata itoe dengen aer matanja, serta dengen hatinja jang amat sedih.