Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/270

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1246

ka hatinja anak radja itoe poen terkedjoet, kerna takoet kaloe kaloe ia masi hidoep nistjaja ia poelang kedalem Gowa pergi mengataken kepada kakinja nistjaja djadi bintjana, djikaloe demikian baeklah akoe ini boenoeh sekali, soepaja djangan pandjang kalam jang di belakang inilah.

Satelah itoe maka anak radja itoepoen berkata, Hai tjilaka: mengapa angkau berani mengadoe biroe pada soedarakoe, tidakah angkau mendapet taoe jang akoelah ini anak radja Bahroel Alam, dan tjoetjoelah oleh padoeka Soeltan marhoem Daral Maksoed, dan sekarang akoe boenoeh padamoe soepaja senang rasa hatikoe, kerna angkaulah anak seorang goenoeng jang tida taoe sekali atoeran sopan negri, dan teroes toendjoeng angkau orang goenoeng jang tida sekali angkau taoe adat, adalah seorang poetri angkau hendak berharoe biroe? dan sekarang koeboenoeh padamoe.

Maka Indra Maulana Askandar Sjah poen bertambah tambah takoetnja, serta berpikir: djikaloe akoe melawan nistjaja dapet banjak hoekoeman kepadakoe, kerna besarnja sama, roepannja poen sama, sedikit poen tida bersalahan. katanja: ja toewankoe kami minta ampoenlah barang dosa hamba.

Maka sahoetnja; djanganlah banjak bitjara moe, laloe di tangkep serta di ambil endongnja den parsinja serta dengan panahnja, maka di soeroenja ikat tegoeh tegoeh kepada Rantjak Sari kedoea Rantjak pertaka.