Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/252

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1228

Satelah itoe maka anak itoe soewatoe poen tida jang di dengarnja kata kakanja itoe, hanja pelengang pelengong djoega lakoenja seperti orang jang pengang lakoenja.

Satelah itoe maka ganeplah bilang bilangan harinja, adalah pada kira kira tiga belas tahon, maka anak itoe pekerdjaannja terlaloe amat soeka bermain main panah, dan pakerdjaannja memana boeroeng djoega setiap tiap hari, hanja itoe lah kesoekaannja, tetapi djikaloe ia pergi bermain panah itoe sambil mentjari boeroeng terlaloe amat sanget djaoenja hingga satoe hari perdjalanan djaoehnja, dan djikaloe padoeka kakendanja menjoeroehken seorang moeridnja mengikoet maka ia tida maoe, kerna anak itoe tidaken soeka sekali berkawan dengan orang, barang kemana perginja dengan sendiri djoega, dan hatinja poen keras terlebih dari pada bapanja, dan soewatoepoen tida soeka mendengar nasehatnja orang dan barang kahendaknja, kahendaknja djoega, tetapi soewatoe poen tida ada pengatahoewannja, hanjalah bermain main panah djoega.

Satelah itoe maka pada soewatoe hari pendita Raman Raman poen berpikir dalem hatinja, djikaloe demikian kelakoewan padoeka tjoetjoenda ini, nistjaja mendjadi soewatoe bintjana atas dirinja, kerna djikaloe ia bermain semingkin hari semingkin djaoe, kaloe kaloe bertemoe penjamoen nistjaja di boenoenja anakoe ini, dan djikaloe demikian baeklah akoe beri pakejan pemboeroe dan pamikat itoe, soepaja segala jang bertemoe