Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/127

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1103

noe sakti Wira Djaja poen sanget marahnja, ker- na pikirnja akoe ini pada tanah kaindra-an tida siapa dapet menantang moekakoe, den segala radja radja poen di bawakoe, maka pada tatkala itoe anak manoesija jang berkepala satoe menoendjoeken gagah beraninja kepada akoe, maka maloelah hatinja kepada radja Tjindra den radja Indra, den maloe kepada segala Djin den Dewa Dewa, maka laloe bangoen dengen marahnja serta mengoenoes sendjatanja, serta katanja: Hai kamoe sekalijan ketahwilah olehmoe, bahoewasanja di atas tanah kaindra-an tida siapa Jang melebihken kebesarankoe den kesaktijankoe, maka di atas hoekoem ini tiadalah akoe terima sekali kali, sebab anak kita itoe tida di lakoeken atas hoekoem bapa'nja.

Satelah itoe maka soeltau Taboerat poen tersenjoem, serta katanja: Hai Mahradja Danoe sakti Wira Djaja, mengapa angkau menaro goesar kepadakoe bahoewa akoe boekan menghoekoem dan boekan menghoekoem kepadamoe, den jang akoe hoekoemken radja Djin den radja Dewa, den mengapa angkau moerka tiada terkira kira, maka ja-ni bahoewasanja angkau ini boekan radja jang besar, nistjaja angkau membitjaraken dahoeloe baek baek dari pada hal ini, den sekarang tabeatmoe adalah seperti binatang hoetan jang tiada berboedi sekeli kali.

Hatta maka pada tatkala soeltan Taboerat berkata kata itoe wallahoe Alam, anta kebetoelan pintoe Hidjab terboeka, maka kaboellah seperti