Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/91

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

570


Maka segala hewan dalem hoetan itoepoen, sanget belas kasihan melihat roepa poetri tadjar itoe.

Adapoen maka toewn poetri itoe berdjalan dengan tangisnja itoe, mengikoet tapak kaki koeda itoe, maka dengen takdir toehannja, maka kelihatanlah lapat lapat antara kalibatan dengen tijada roepa orang berdjalan itoe, adalah seperti orang melihat soekar koepoe koepoe jang djaoeh, pemikijanlah kelihatan toean poetri itoe.

Maka laloe sigra berboeroe boeroe berdjalan seperti orang jang berlari lakoenja serta menangis katanja: wai kakanda bernantilah adinda ini, den djikaloe tijada kakanda toenggoe, mati lah adinda dalem menanggoeng doeka nistapa ini, djikaloe kakanda tijada dapet bernanti beta baeklah kakanda boenoeh sadja adinda ini, kerna tijada tanggoeng rasanja beta, wai moeda jang sabar, ampoenilah dosa beta ini, harepan adinda bijarlah mati adinda di hadepan kakanda, den tijadalah kakanda belas kasihan melihat beta ini, den toenggoelah beta djangan sampe sampe hati.

Sachdan maka di tjeritaken oleh orang mengarang, maka Sahbanda poen tijada sedep rasa hatinja berdjalan itoe, seperti ada jang memanggil rasanja, maka laloe melihat kebelakang, maka di lihatnja dari djaoeh adalah seperti orang berdjalan roepanja, maka pikirnja sijapa garangan ini, apalah menosija atawa Djin peri den mambang roepanja, sanget berlari mengoesir