Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/63

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

543

Maka jang seorang poela, aken di djandjinja djem poekoel sembilan.

Katanja: boekan hamba tiada maoe, kerna hamba takoet di ketahwi oleh soewami hamba, dan djikaloe berkasih kasihan belon berapa poewasnja telah tjidralah nama hamba, dan djadi toean poen berpoetoesanlah djadi sahbat bandee apalah goenanja.

Maka pikirlah laki laki itoe, soenggoelah seperti kata itoe, maka pertjajalah.

Setelah soedah kembali itoe masing masing, maka datenglah soewaminja dari pada berdagang, sekoetika makan dan minoem, maka ia lagi sedeng berdoedoek aken bersenangken dirinja, maka datenglah Sabanda kedoewa Sahbandi itoe, memanggil orang moedah itoe katanja: Hai soedarakoe, bahoewasanja toeankoe aken memanggil soedarakoe malem sekarang.

Maka terkedjoetlah orang moedah itoe, serta pikirnja, mengapa ini toemben tcemben di panggil oleh soeltan boediman, maka gemeterlah segala anggoutanja, serta menjembah Sahbanda kedoewa Sahbandi itoe, katanja: baeklah toeankoe.

Sambil berkata poela pada istrinja, patoetlah sepoeloeh hari ini hati kita tiada sedep sekali 'rasanja

Maka laloe berdjalanlah menoedjoe kedalem astanahnja radja.

Adapoen maka setelah malem hari, pada waktoe itoe datenglah laki laki itoe, serta melihat perempoean itoe, seperti melihat seorang poetri rasanja, sebab bertjahja tjahja wadjah derdjahnja, kerna pada malem itoe ia berhijas dengan pakean jang amat in-