Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/415

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

894

Djin telah djato pada tangan anak radja itoe, sijapa lagi membantoe toean kerna sehari hari anak Djin kawanan toewan itoe, maka adalah djoega hatikoe senang melihat, den sekarang sijapa lagi membantoe toean, soedalah bijarlah ajahanda terima sadja djandjinja anak radja itoe, sepaja ajahanda doedoeken dengen padoeka ajoendamoe Tjindra Sari masa kenapa, den tidalah ajahanda beriken toean, gila apakah ajahanda memberi istri orang pada laki laki jang laen.

Maka sembahnja toean poetri itoe, ja toeankoe: Sekalipoen padoeka ajahanda djoega, mengapaka kawini kepada segala orang jang tijada ketahoe di asal bangsanja, djikaloe ajahanda doedoenen djoega pada ajoenda Tjindra Sari kepadanja, bijarlah beta mati dehoeloe sepaja djangan beta melihat hal soedara beta, den djangan ajahanda boeat inger inger hati dari pada sebab tijada anak Djin itoe, kerna toehan ada jang memeliharaken atas hambanja, tidakah ajahanda malihat segala ibarat ibarat di dalem tjerita segala Nabi Nabi den wali wali sijapa peliharaken dija dari pada satroenja.

Satelah itoe maka Soeltan poen dijam tijada berkata kata lagi, serta menggosok aer matanja itoe.

Maka Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman poen bermoehoen serta keloear kota di iringken oleh ajahanda boendanja.

Satelah sampe keloear, maka laloe naek keatas koedanja, jang bernama Doerman Maha Soe-