Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/414

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

893

Satelah soeda ija berpesen itoe, maka anak Djin sekalijan bermoehoen kembali, maka laloe gaiblah.

Maka anak radjapoen laloe tidoerlah masing masing.

Satelah sijang hari maka laloe bangoenlah dari pagi pagi hari, bintang poen belon lagi padem tjahjanja, den segala boeroeng belon keloear dari sarangnja, den segala oeler belon keloear dari pada beloekernja.

Maka segala raijat Tadjir poen telah hadirlah pada medan peperangan dengen segala alatnja, den mantri hoeloe balang poen mastaiblah dengen gandarannja, den segala boenji boenjian poen berboenjilah terlaloe amat oeldamat soewaranja seperti gandarang den tamboer soeling bangsing napiri, maka soewaranja seperti orang jang menjoedahi kasih roepanja, maka segala orang jang besar besar poen rembes aer matanja mendengar soewara segala boenji boenjian itoe.

Sjahdan maka toewan poetri Mahroem Siti soeda memake tjara laki laki terlaloe amat pantes barang lakoenja, serta menjembah kaki ajahanda boendanja den ajoendanja poetri Tjindra Sari itoe.

Maka Soeltan poen terlaloe amat belas rasanja melihat roepa anaknja itoe, seperti tida terlepas rasanja laloe menangislah ketiganja, serta katanja: Wai anakoe toewan boewah hati ajahanda boenda soedalah toean djangan keloewar berperang, karna boekannja lawanan toean, den lagi segala