Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/362

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

841

djikaloe kita ada maksoed berani melawan dija, maka kita lawanlah seboleh bolehnja, den djikaloe kita soeda hampir, maka kita menjerahken diri kita djikaloe kita ini merasa maloe jang kita menjerahken djiwa kita, terlebih baek kita mati dari hidoep menanggoeng maloe, demikijan saratnja laki laki namanja, tetapi djikaloe kita oendoer dengen tijada adjab kaboelnja apalah goenanja jang kita namanja laki laki jang berani keloewar dari dalem negri, terlebi baek kita tinggal di dalem negri kita sendiri.

Satelah itoe maka segala mantri hoeloebalang poen tersenjoem, mendenger kata anak radja Bahroel Alam itoe serta berkata kata sama te- mennja, itoelah tandanja jang toean kita soeda bijasa bersahbat kepada orang jang berilmoe, barang katanja patoet di dengar, tida banjak sedikit ija mengikoet djoega seperti nachoda itoe.

Maka sahoet seorang begitoelah selamanja toean kita mendapet sahbat orang boediman, djadi apa barang katanja patoetlah di dengernja.

Maka kata seorang, sajangnja sahbatnja itoe tida berketahoewan asal bangsanja, tetapi pada kira kirakoe asalnja nachoda itoe asal orang berbangsa.

Maka segala mantri hoeloebalang poen sekalijan tertawa.

Adapoen setelah hampir itoe, maka Indra Mau- lana Maptehoel Alam, den Mahbat Roem kedoe- wa Mahbat Laila poen tahoelah jang Moehamad Sahrab anak radja Bahroel Alam itoe, maka In