Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/354

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

833


doewa orang lagi mentjari mega lantaran kerna pesen ajahenda hamba demikijan katanja: Hai anakoe Widanta Wati sekarang ini djikaloe angkau toeroen kedalem doenija, maka djikaloe beloen angkau bertemoe seorang manoesija namanja Indra Mardjoenoel Alam, maka beloenlah soedaramoe boleh kembali roepanja seperti dehoeloe, maka itoelah sebabnja soedara patek jang kedoewa pergi mentjari nama seorang hamba allah namanja demikijan.

Adapoen maka satelah Indra Mardjoenoel Alam mendenger kata jang demikijan, maka laloe tersenjoem serta berdijem dirinja, maka sekoetika. laloe berkata, Ilai soedarakoе Widanta Wati sanda ini dari pada anak sijapa?

Maka sembahnja baboea hamba ini anak radja seorang Dewa kaindraan bernama mahradja Widanta Sakti, maka di tanah Dewa Dewa seorang poen tijada ada jang lebih besar dari pada ajahenda hamba ampoenja keradjaan, maka dari pada telah di djandjiken jang hamba dengen soedara hamba mendjadi hamba orang, apalah hen dak di kata lagi malinken hamba ini misti trima.

Maka kata Widanta Wati. Hai soedarakoe apakah moelanja, maka soedarakoe sampe kemari.

Sahoetuja Indra Mardjoenoel alam, bahoewa hamba ini ada seorang jang sasat, djadi hamba masoek kedalem hoetan, maka hamba melihat ada sackor koeda terlaloe amat inda roepanja,

djadi hamba mengoesirlah dija hinggaken sampe kemari, itoelah moelanja.Soeltan Taboerat

100