Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/320

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

799

Maka toewan poetri Mahroem Siti berkirim, soerat kepada anak radja radja itoe, hendak memoelahkan perang pada esok hari, maka kaboellah seperti kata soerat itoe.

Setelah pada kaesokan harinja, dari pagi pagi hari, maka anak radja Sahat Roem poen berhadlir dari pada alat peperangan, serta mantri hoeloebalang den penggawa, den perdjoerit serta toenggoel pandji pandjinja, dengen serta gandarannja, maka terlaloe amat hebat roepanja, den segala anak radja radja itoepoen jang banjak ada mengiringken sekalijan dengen alatnja.

Maka gandarang perang poen berboenjilah hingga kadengeranlah kedalem kota.

Maka toean poetri poen memake tjara Djohan Pahlawan, den anak Djin poen datenglah dengen segala kelengkepannja serta dengen gandarannja, maka mantri hoeloebalang poen telah hadlir dengen sendjatanja den segala raijatnja poen demikijanlah djoega.

Setelah itoe maka keloewarlah sekalijan serta menoedjoe ketengah medan peperangan itoe, maka laloe berhadep antara doewa pihak itoe.

Setelah hampir maka bertemoe seorang pahlawan Tadjir jang bernama Tamsir Sah serta menantang lawannja, katanja: Hai laki laki manakah jang hendak merampas poetri Tadjir, marilah kita mengadoeken sendjata dehoeloe, kaloe kaloe ada jang oendoer orang Tadjir dengen hidoepnja, di sanalah angkau terima poetri Tadjir dengen senangnja.