Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/318

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

797

ram badan pada malem itoe serta di iringken segala dajang dajang.

Setelah soeda mandi, maka laloe memake tjara perempoean serta memake bahoe bahoewan, maka roepanja seperti toewan poetri Dedaha, maka laloe santep, setelah soeda bersantep, maka laloe doedoek sekoetika di hadep oleh segala dajang dajang.

Maka sembah Dang Rekawarna, soenggoeh kita bertoewan seorang rasadnja seperti bertoewan doewa orang djoega.

Maka toewan poetri poen tersenjoem serta katanja: Ja kaka dajang, soenggoehlah kata diri, kerna kita poenja oentoeng apalah hendak di kata soeda dengen toelisan kita.

Adapoen maka sekoetika berkata kata itoe maka datenglah baginda kedoewa laki istri, serta padoeka ajoenda poetri Tjindra Sari serta berpeloek den bertjijoem kedoewa soedara, maka baginda poen bertjijoem kepala ananda serta aer matanja berhamboeran, serta katanja: Wai anakoe tijada ajahenda taksir sekali kali, jang toean táoe mengadep lawan, den pada pikir aja henda soedalah toewan djangan keloewar berperang kerna sanget sekali se'empang hati ajahenda

Maka sahoetnja permaisoeri, soenggoeh njalah kata toeankoe beta poen ada djoega menaro koewatir, kerna anak radja sanget sekali banjaknja, lagi toean ini seorang perempoewan djikaloe toean tiwas apalah halnja.