Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/312

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

791

Maka Mahradja Djamal Kamar mengamoek itoe, tijada menantang lawan seperti saekor boewaja mengoesir kawanan hoedang lakoenja maka mana jang hampir tida ampoennja lagi, den mantrinja poen demikijan djoega sanget beraninja.

Setelah itoe maka hampirken petjah perangnja raijat negri Ta'djir, den toedjoe lapis jang telah di hamoeknja oleh mahradja Djamal Kamal itoe.

Setelah Pahlawan Nasib Berdjaman melihat jang segala raijatnja habis mati den lari itoe, maka terlaloe amat marahnja, serta memetjoet koedanja kehadepan, serta dengen lima belas kawannja, serta berhadep kepada mantri itoe.

Maka laloe berkata:

Hai orang moeda sijapa nama angkau ini?

Maka sahoetnja: Hai soedarakoe akoelah pahlawan negri Ta'djir Nasib Berzaman namakoe, den soedarakoe, sijapa nama Sanda ini?

Maka sahoetnja, akoelah mantri Mahradja Djamal Kamal namakoe Sachrandaja. Maka kata Djohan Pahlawan Nasib Berzaman, marilah datengken sendjatamoe padakoe.

Maka laloe di perangnja oleh mantri itoe dengen pedangnja, maka laloe di tangkisnja dengen pedang djoega, maka bebrapa kali di perangnja di tangkisnja poela, hingga bertoeroet toeroet doewa belas kali.

Setelah ganep doewa belas kali maka Djohan Pahlawan Nasib Berzaman poen toeroenken mata pedangnja, serta di perangnja kaki koedanja mantri itoe poetoes kedoewanja kaki hadepannja