Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/311

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

790

terlaloe amat banjak tida termadai banjaknja, di belakang raijat itoe ada banjak poela raijat anak radja radja, djadi terdesak, maka laloe tertahan raijat Poera Sari, hingga tida dapet bergerak lagi, maka habislah di tempoe orang itoe.

Adapoen maka mahradja Djamal Kamar poen berpaling kebelakang, maka terlihat anak radja Sehat Roem itoe, maka laloe di isaratkennja dengen hoedjoeng pedangnja, jang di tahtaken dengen ratna metoe menikem itoe, artinja madjoelah toewankoe adalah hamba membantoe toewan.

Setelah itoe Mahradja Djamal Kamar poen berkata kepada mantrinja, Hai mantrikoe: djikaloe demikijan apalah soedahnja, marilah kita tampil berhadepan.

Maka sembah mantrinja, baeklah toewankoe hamba menoeroet.

Maka Mahradja Djamal Kamar poen menggertakken koedanja kehadepan kedoewa mantrinja, serta mengamoek, maka mana jang hampir habislah mati den pada loeka.

Adapoen maka segala raijatnja malihat hal demikijan, maka masing masing membaiki sendjatanja, serta tapik soeraknja sambil berhadepan mengikoet radjanja.

Maka pada ketika itoe banjaklah hoeloebalang den perdjoerid negri Tadjir jang mati itoe maka dari pada sanget dlarabuja baginda itoe, maka tida tertahan raijat negri Tadjir serta oendoer, maka setengahnja lari kesana kemari, maka itoelah ada djoega jang mati.