Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/286

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

765

Setelah itoe maka anak radja poen doedoeklah serta menangis.

Maka datenglah Berhamana itoe, serta tersenjoem, katanja: Ilai anakoe boewatkenlah soeatoe soerat, sepaja hamba kirimken kedalem negri itoe, den djikaloe telah mendapet chabar, maka di dalem itoepoen mana djoega timbangan toewan sendiri, tetapi akoe memberi chabar pada anakoe, djanganlah berangkat dehoeloe, kerna bahla jang amat besar toewan ini mendapet, tetapi akoe ini memberiken chabar, boekan sebab mendjadi oentoeng atawa roegi, kerna akoe djadi memberi taoe djoega kepada anakoe, sebab anakoe sesat djato kemari, maka itoelah tandanja anakoe mendapet pertoendjoekan dari pada toehanmoe atas jang mengarang.

Setelah itoe maka anak radja poen berkata: menerima kasih toewankoe.

Setelah itoe maka anak radja poen berboewat soewatoe soerat pada goenoeng itoe, tida sekali kertas barang sehalai, den tida ada da'wat barang setitik, maka laloe ija mengambil dastarnja jang poetih serta di tjaboet dari kepalanja, maka laloe di tjoreknja sepotong serta di potong, dengen pedang.

Adapoen maka di tjeritaken oleh orang jang berhikajat, maka anak radja itoe dari pada sanget keras hatinja, den tida boleh terlarang apa barang kahendaknja, maka djari jang kanan ditjotjonja dengen hoedjoeng panahnja hingga terbit darahnja, maka darah itoelah jang di boewatnja aken menjoerat.