Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/284

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

763

Setelah itoe maka persantepan poen di bawa orang oleh segala moeridnja, seperti oebi den tales pisang tandoek di reboes den teboe itoelah serta aer panas, laloe makanlah masing masing segala reboes reboesan itoe, jang tida bergarem.

Setelah soeda makan maka beriboe soekoer dengen segala terima kasi aken berhamana itoe.

Setelah soeda maka anak radja itoepoen tida dapet menahanken rasa hatinja, dari pada rindoe nja dengen istrinja, maka anak radja naek di atas mertjoe goenoeng itoe, serta di iringken dengen segala orang tapa den Berhamana, den segala hoeloebalangnja poen mengikoet sekalijan.

Setelah sampe di atas gooenoeng itoe, maka di lihatnja adalah tepi pantai, maka bertanja anak radja itoe kepada Berhamana, ja toewankoe! Laoet manakah itoe?

Sahoetnja Berhamana, Hai anakoe inilah laoet jang anakoe menjebrang, tatkala kembali dari dalem negri ta'djir.

Setelah anak radja mendenger kata Berhamana itoe, maka hatinja semingkin gila, maka djadi terkenangken tatkala aken menjeksa istrinja, laloe ija menangis serta tjoetjoer aer matanja tida tertahan lagi hatinja, serta katanja: Ja toewan koe hendak bermoehoen djoega, kerna tida dapet tertahan lagi hatinja, serta katanja: Ja toewankoe hamba ini hendaklah bermoehoen djoega, kerna tida tertahan rasanja hati hamba, mati poen patoet sebab hamba jang ampoenja kesalahan.