Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/282

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

761

ngan masing masing, maka di lihatnja dalem goenoeng itoe, adalah segala roepa kebon kebonan, seperti oebi den tales kentang kembili atawa kimpoel, teboe djagoeng den pisang.

Setelah itoe maka kata orang tapa, Hai toean toewan sekalijan, marilah singgah pada goeroe hamba.

Maka masing masing poen berdjalan, menoedjoe kedalem roemah berhamana itoe.

Setelah berhamana itoe melihat roepanja anak radja itoe, maka laloe di tegornja, serta katanja: datenglah toewan anak radja moeda.

Maka anak radja poen terlaloe amat heran dirinja, serta soedjoet menjembah kepada berhamana itoe, serta doedoek masing masing.

Maka sembah anak radja, jatoeankoe sijapa nama padoeka Berhamana ini.

Maka sahoetnja bahoewa nama hamba ini Berhamana Tjoendara Niti Dewa di seboet orang, den pekerdjaan hamba aken bertapa, maka itoelah segala anak moerid pada hamba, den lagi mengapa toean ini sekali menaro rindoe aken istri sampe meninggalken keradjaan, tetapi toean pada hari jang dateng ini, sanget besar mendapet soesa.

Setelah anak radja itoe mendenger kata Berhamana Niti Dewa, maka heranlah dirinja, serta berkata: jatoewankoe betapakah toewan berkata demikijan.

Maka sahoetnja berhamana itoe, ja anakkoe sebeloennja anakkoe naek di atas goenoeng Tepi

Soeltan Taboerat

91