Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/264

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

743

Maka kata baginda, baeklah angkau pergi bersama-sama anakoe aken mengadep segala penjamoen itoe, den barang titah anakoe djangan laloeken den djangan sekali berbantah.

Setelah itoe maka anak radja poen bermoehoen, serta memake seperti mana adat anak radja-radja, setelah soeda memake laloe berdjalan, serta di iringken Sahbanda kedoewa Sahbandi itoe.

Maka titah anak radja. Hai mamanda mantri segala boenjian seperti gendarang perang den seroeni den napiri atawa gamelan djangan diberi paloe atawa berboenji dahoeloe, sepaja djangan kedengeran oleh segala penjamoen, kerna djikaloe ija mendenger nistjaja ija lari bersemboeniken dirinja.

Setelah soeda maka laloe berdjalanlah hingga sampe pada tepi djalan itoe, maka segala raijat jang banjak itoepoen bersemboeniken dirinja, hanja doewa tiga orang dari pada hoeloe balang jang berkoeda, pergi pada tempat itoe.

Setelah sampe maka segala penjamoen itoe poen keloear dari dalem hoetan ampat orang banjaknja, serta berkata: Hai hendak kemanakah angkau, den tinggalken segala pakejanmoe, maka bahroela angkau boleh berdjalan, den djikaloe tijada angkau meninggalken pakejanmoe den koedamoe, maka nistjaja akoe penggel dengen sendjatakoe ini, den mait moe koe boewangken kedalem hoetan besar.

Maka sahoet hoeloe, balang itoe. Hai pentjoeri!