Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/193

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

672

Machsar, jang lebih soeker den meldarat wadjib djoega istri itoe mengikoet soewaminja, maka dalem itoepoen djikaloe soenggoeh kakanda masih ada menaro sajang den tjinta, djanganken di negri Mahran langga Sari, sekalipoen di moeloet matjan atawa di laklakan Naga djoega, tijada dapet kakanda meninggalken beta ini.

Maka anak radja poen dijemlah, soewatoe poen tijada apa katanja.

Maka kata toewan poetri, kakanda ini adalah seperti tjerita anak moeda bernama Moeda moedahan jang bertegoeh tegoehan djandji kepada seorang anak perempoewan jang bernama Nahwan Siti, sanget sekali menaro sabar kepada perdjandjiannja itoe.

Setelah itoe maka anak radja poen berpindah tidoernja pada sebelah kanan istrinja, serta mendeketken hampir sisi istrinja, serta katanja: pegi manakah tjeritanja kakanda belon perna mendengerken tjerita itoe.

Maka kata toewan poetri, djoestanja orang ini kakanda sendiri pande mengarang hikajat, masahken tjerita Moedah moedahan belon di dengernja.

Maka kata anak radja itoe, di mana kakanda taoe mengarang hikajat, mendengerken poen belon pernah.

Maka kata toewan poetri lebih lebih sanget djoestanja kakanda ini, tijadakah kakanda ingat, tatkala kakanda ada di dalem negri Tadjir jang adinda membeli dija, den djikaloe djangan lan-