Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/152

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

631

lah rasa dadahnja, sebagiken terbang rasa rohnja, serta di samboetnja sambil berkata: adoeh toewankoe kemala mahkota kakanda, apakah toewan sakitkennja, makanja toewan berlakoe jang demikijan, wai mas tempawan tangkee kalboen kakanda, mengapakah toewan berlakoe demikijan, djanganlah toewan sanget meroesaken hati, tidakah toewan pertjaja kakanda kasih aken adinda, serta di rebanja sambil di bawanja kedalem kelamboe ratna, serta katanja: ja adinda orang jang manis, apakah sebabnja? kakanda toewan goesarken, den djikaloe ada salah bebel kakanda ini, hareplah toewan ampoeni, den marilah toewan kataken barang chilap bebal kakanda ini.

Maka sembanja, jatoewankoe, mengapakah toewan moehoenken ampoen kepada beta, sebab toewan tida berdosa pada adinda, sepatoetnja adinda moehoenken ampoen aken toewan sebab adinda ini jang moengkir djandji.

Maka kata anak radja sekalipoen adinda moengkir dari pada djandji tida mengapa, masa sijapa menghoekoem toewan, sebab toewan seorang perempoean ampoenja soeka.

Setelah itoe maka anak radja itoepoen maloemlah, sebab ialah jang berdjandji hendak bertemoeken semalem tadi, maka laloe tersenjoem sedikit, maka terlihat oleh istrinja, laloe meremas bibir soewaminja serta marahnja.

Katanja: inilah aken tersenjoem, sebab teringet semalem tadi berkasih kasihan, kerna orang bahroe bertemoe, den sekarang djanganlah beta