Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/104

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

583

Setelah soeda ija mengoetjap den mengaloeh itoe, soewaranja seperti koembang menjari boengah lakoenja, maka toean poétri poen bangoen berdjalan pada malem itoe djoega dengen aer matanja: berlinang linang, seperti saekor kidange jang masi moeda mentjari iboenja handak mendjoesoe, demikijanlah kelakoewan toean poetri menjoesoel soeaminja itoe, masoek hoetan keloear hoetan pada malem hari, den boelan sedeng terangnja seperti soeloe di dalem hoetan itoe.

Maka segala hewan jang besar besar poen berlari lari kesana kemari, seperti orang jang bermaen maen pada waktoe terang boelan itoe.

Maka toean poetri Mahroem Siti melihatken kelakoewan hewan itoe, mendjadi terkenengken tatkala masi larangan di dalem astanah baginda itoe, tatkala bermain main di terang boelan kepada segala dajang dajang itoe, djadi jja bertambah sandoe lakoenja, maka aer matanja poen berhamboeran betoel sebagi moetee jang berhamboeran dari pada tjetjoepoenja.

Hatta kalkijan maka-terseboetlah perkataannja Soeltan moeda itoe, berdjalan ketiga hambanja itoe, maka laloe sampe ketepi laoet itoe jang amat besarnja, den Ombaknjapoen terlaloe amat besarnja, serta mengaloen ngaloen membanting dirinja pada tepi laoet itoe, soewaranja seperti soewara orang jang menangis handak menjoesoel soewaminja, demikijanlah rasanja.

Maka Soeltan moedapoen terlaloe amat heran melihat lakoenja laoetan itoe, maka laloe toeroen