Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/448

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

448

da jang salah, kakanda jang ampoen kakanda jang diamboelken, den hati sijapa tidaken kesel den djengkel.

Setelah itoe maka sembah istrinja, soedahlah toean djangan berpandjangken kalam, djikaloe beta jang salah mintalah di ampoeni, den djikaloe kakanda jang salah, bijarlah beta maabken, den djanganlah berpandjang pandjang bersakit hati.

Maka ija berkata kata itoe, sambil menjapoeken aer mata soewaminja, maka hari poen malemlah laloe beradoe.

Setelah sijang hari, maka laloe bangoenlah serta pergi mandi, serta soeda mandi laloe memake segala bahoe bahoewan, setelah soedah berkasih kasihan itoe, maka laloe bersantep siri, den sepahnja poen di bagi doea, serta bermoehoen kepada istrinja aken pergi mengadep ajahanda baginda, serta di iring ken Sahbanda kedoewa Sahban li itoe, dengen pakejan keradjaan mana seperti adat sedija kala itoelah.

Setelah sampe di balee penghadepan, segala man tri hoeloe balang raijat, den penghoeloe den orang alim alim, den kari den segala pegawe radja poen ada hadlir mengadep, pada hari itoe.

Maka soeltan Taip poen terlaloe amat heran, apakah sebabnja tatkala dehoeloe kala, toeroen temoeroen ajahanda den nene mojangkoe, tijada soewatoe