Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/418

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

418

Setelah itoe maka soewaminja poen berdijemlah, serta berpikir djika demikijan sanget saekor sekali kali, sebab hendak di kerasi kita orang hendak terselit di negri orang, lagi poen kita di poengoet orang.

Maka pikir Sahbanda kedoewa Sahbandi, maka sekaranglah terbales toeankoe ini, sebab dirinja sendiri sanget bantahannja, den sekarang terbales djoega padanja itoe.

Maka toean poetri dari pada sanget marahnja serta sakit hatinja laloe menjemba soewaminja den iboe bapanja, serta toeroen berdjalan, serta di iringken dang Reka warna den kedoewa dang Reka wati, serta menoedjoe astana ajahandanja sambil menangis.

Katanja: ja ajahanda, moehoenken ampoen di perbanjak banjak aken ajahanda, maka adalah ananda mengadoeken, kaloeken paksi bajan beta tijada hendak di kembaliken, oleh ajoenda Tjindra Sari, den sekarang djikaloe ajahanda tida mintaken, nistjaja anenda mati dengen sasat.

Satelah baginda mendenger kata ananda itoe, maka djadi terkedjoet, sebab selamanja anaknja beloen taoe mengadoe soewatoe poen apa apa.

Maka titah baginda soeda lah kembali anakoe, nantilah kelak akoe soeroe minta.

Setelah itoe maka toean poetri poen bermoehoen kembali, kerna hari poen hampir djadi malem.