Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat.pdf/417

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

417

Setela toean poetri mendenger, terlaloe amat sakit hatinja, serta katanja: mengapa boedinja padoeka Kekenda Tjindra Sari itoe demikijan, boekankah dehoeloe di pindjemija, den sekarang telah lama kita minta tida di berinja, den sedeng kita beriken barang kehendaknja di boeat demikijan, dj kaloe demikijan taeklah akoe kataken pada padoeka ajahanda Soeltan, mentang mentangnja kita orang pijatoe tida beriboe, barang kehendaknja di perboewat atas kita ini.

Setelah itoe maka sahoet soewaminja sambil tersenjoem, soedalah toean boewah hati kekanda, djanganlah adinda katakan pada paloeka ajahanda, kaloe kaloe aken djadi pitnah, den sebab saekor boeroeng bajan toean mendjadi berketjil hati pada soedara, kaloeken mendjadi lebah nama kakanda, den djikaloe alinda ada kasih sajang pada kekenda, dja- nganlah toean minta boeroeng bajan itoe, keena djadi hina sekali nama kekanda ini.

Maka semba toean poetri, ja kakanda: boekannja sekali ini, telah dari moela ketjilnja kakanda Tjindra Sati berboewat demikijan, tetapi hamba ini berdijem, maka dari sebab hamha orang pijatoe, den sekarang di mana djoega kehendak nja ada pada bamba, tidalah takoet hamba mati di boenoe dengen sendjata jang tadjem.