Halaman:Graaf De Monte Christo 32.pdf/65

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

— 1915 —

itoe poen hari pengabisan dari pada djandji toewankoe, sekarang ini soedah tanggal lima, djam poekoel sembilan.”

Maximiliaan kloewarin aerlodjinja.

„Soedah poekoel sembilan nanti lagi tiga djam, maka tjoekoeplah djandji itoe.”

„Baik!“ berkata Graaf; „mari toeroet sadja.” Maximiliaan toeroet sama Graaf dan dia orang soeda lama masoek di dalem gowa tida di ketahoein oleh Maximiliaan. Dia rasa, ijang dia djalan diatas permadani; satoe pintoe di boeka. Bebaoewan ijang sedap dan haroem kena di baoeinnja, serta terang sanget sampe silo Maximiliaan berdiri diam, dia bimbang, sebab dia tida pertjaja apa ijang di liatnja.

Monte Christo pegang tangannja laloe dan berkata: „Apakah tida baik, sekarang selagi soedah ampir sampe kita poenja djandji, kita ambil selamat tinggal dari doenia ini dengan bersoeka-soeka hati makan minoem ijang enak dengen dapet baoe baoehan ijang haroem dan sedap baoenja?”

Maximiliaan bermesem. Maka katanja sebegimana Graaf poenja soeka, mati soedah sama sadja, tinggal mati artinja terlepas dari pada sangsara.” Abis dia doedoek di hadepan Graaf di dalem kamar besar ijang endah-endah, ijang bertjahja gilang-goemilang, berkilap-kilapan, sebegimana doeloe soedah di seboetken.

Ada bebrapa boneka-boneka dari marmer, ijang mendjoendjoeng bakoel-bakoelan sama boenga dan boewahan. Maximiliaan liat semoewa itoe dengan lekas sadja, serta katanja pada Graaf: „Marilah kita omong, seperti patoet omongan-nja doewa orang laki-laki.”

„Baiklah,“ berkata Graaf.

Maka katania Maximiliaan poela: „Toewan seorang begiten