Halaman:Graaf De Monte Christo 32.pdf/42

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

— 1900 —

LXXXVI.
DI BEBASKEN.


Pada besokan harinja Danglars siang-siang soeda lapar lagi tetapi bahna dia saorang ijang tida boeas, maka dia tida makan ajamnja sampe abis, dia simpen sama roti sepotong.

Maka dia makanlah enak-enak, tetapi abis makan dia merasa aoes sekali; wah ini, sanget di loepakennja. Dia maoe tahan djoega sampe lidanja dan lehernja melengket, bahna aoes, dan tenggorokannja kaja di bakar. Lama kelama-an, maoe tida maoe, dia misti minoem, djadi dia panggil orang. Pendjaga lantas boeka pintoe pendjara, tetapi boekan Peppino, dari sebab dia kira lebi baik omong-omong sama orang ijang soedah di kenal, maka Danglars minta Peppino aken dateng.

„Apa titah Sri Padoeka?” berkata Peppino ijang lantas dateng mengadap.

Danglar kira, ini satoe tanda ijang baik baginja.

Maka bertanjalah Peppino: „Apa Sri padoeka soeka pake?“

„Akoe maoe minoem,“ berkata orang toetoepan itoe.

„Saija, kandjeng toewan,“ berkatalah Peppino sembari bersembah. „tetapi kandjeng toewan Besar taoe sendiri anggoernja di sini terlaloe mahal.“