— 1727 —
dari itoe satoe orang ijang ada bediri dekat di sitoe, tetapi tida di liat oleh ijang laen-laen. Doewa kali graaf de Monte Christo kaloewar dari bilangan tempat ija bediri, boewat melihat, apakah orang ijang di pandangnja itoe tida menjemboeniken sendjata atawa laen barang di bawah pakean. Koetika sekalian kreta, ijang menganter soedah sampe di tempat itoe maka baroelah di kenalin orang itoe Morrel adanja.
Ija berpake djas item pandjang ijang terkantjing sampe di leher, moekanja poetjet, pipinja dan matanja dalem, tangannja memegang topi ijang soedah tida keroewan roepanja, ija berdiri senderan di poehoen ijang ada di atas goenoeng goenoengan ketjil, dari mana orang bisa liat terang apa ijang kedjadian di tempat koeboeran itoe. Segala apa ijang biasa kedjadian pada waktoe orang di koeboer poen terdjadi djoega. Ada ijang bertoetoer kata di waktoe peti itoe di taro di koeboer.
Adapoen Monte Christo tida dengar soewatoe apa, ija tida liat laen, tjoema Morrel sadja ijang di pandangnja. Morrel berdiri diam seperti toenggak, matanja mendeleng tida berdjedjab, bibirnja seperti terkantjing, akan menahan hati ijang mereras. Orang-orang laen ijang tida taoe, tida bisa pikirin kesoesahan hatinja, tetapi Monte Christo terlaloe amat sedih dan masgoel dalem hati, meliat Morrel pegang keras aer matauja di dalem hati.
Maka berkatalah Beauchamp pada de Braij: „Liatlah Morrel ada berdiri di sitoe. Begimana ija bisa dateng di sini." Abis dia orang oendjoekin Morrel pada Chateau Renaud. Dengan kaget ija ini berkata, abis memandang sama Morrel:,,Astaga tjobalah liat moekanja poetjet sekali." ,,Ach dia poetjet dari sebab dingin," berkata de Braij.
