Halaman:Graaf De Monte Christo 29.pdf/17

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

— 1687 —

pegi sendiri ka atas kamarnja toewan Noirtier. Pintoe kamarnja toewan Noirtier terboeka djoega, seperti pintoe kamar-kamar ijang lain. Morrel lantas dapet liat toewan Noirter ijang doedpek di korsi pandjang di tempatnja ijang sari-sari, tetapi matanja terboeka besar, seperti orang ijang terlaloe amat takoet ijang mendjadi terlebi keras, kaloe orang liat moekanja ijang poetjat sekali.

„Bagimana toewan?“ bertanjalah Morrel dengan berat hatinja.

„Baik,” berkatalah orang toewa itoe dengan matanja, sedang moekanja menjataken poela ijang ia semingkin berkoewatir.”

Kata Morrel: „Apa toewan maoe apa-apa, toewan maoe akoe panggillin djongos?

„Ja,“ djawab poela toewan Noirtier dengan matanja. Morrel gojang lontjeng, tetapi biar bagimana keras dia gojang, tida ada satoe orang ijang dateng. Ija berbalik memandang sama Noirtier ijang roepanja terlebih heran lagi dan takoet.

„Ja Allah, kenapa orang di panggil tida dateng, apa ada orang ijang sakit di ini roemah?“

Matanja Noirtier seperti maoe petjah.

„Kenapa sih toewan?“ berkata Morrel: „toewan bikin akoe berkoewatir sanget, kenapa Valentine?“

„Ja, ja,“djawablah Noirtier dengan mata. Maximiliaan boeka moeloetnja seperti aken bitjara, tetapi lidanja seperti berlengket di dalem moeloet, tida bisa bergerak atau beromong, ija merasa poesing ampir djato, maka ija pegangan tembok. Abis ija pergi kapintoe.

„Ja, ja,“berkata Noirtier dengan mata. Maximiliaan