Halaman:Graaf De Monte Christo - 18.pdf/37

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 1051 —

leh di pertjaja djoega, kerna tida satoe manoesia dapet taoe ijang dia orang poenja tanah."

„Ada djoega ijang taoe tetapi tjoema sedikit orang; kita sendiri tjoema tave dari dia orang poenja kapoenjaän, tida lain dari dia orang poenja astana di Lucca."

Ach, apa betoel dia orang poenja astana?" bertanja toewan Danglars dengen ketawa: „itoelah soedah banjak harganja."

Ja! tetapi itoe astana dia serahken pada Minister darı bagian oewang dan dia sendiri tinggal di roemah ketjil. O! kita soedah bilang, dan rasa ijang dia amat kikir."

„Kaloe begitoe kaoe tida alem padanja."

„Dengerlah; kita sendiri belon kenal betoel hal Majoor Cavalcanti, kaloe kita tida kliroe tjoema tiga kali lamanja kita lihat padanja. Apa ijang kita taoe dan dapet denger tjoema dari padri Busoni, sobat baik dari dia sendiri. Ini pagi Majoor Cavalcanti bitjara pada kita dari kahendakan hal poetranja dan dia kasi taoe ijang dia tida soeka aken tinggalken diam hartanja dalem negri Italie, tetapi dia hendak menambaken kemampoeannja di negri Fransch atawa di negri Inggris, ijang berjoeta joeta banjaknja. Begitoe djoega kaoe moesti inget ijang bagimana djoega kita pertjaja perbilangannja Padri Busoni, kita tida mave tanggoeng segala apa ijang kita soedah denger."

Tida mendjadi apa; kita membilang banjak trima kasi pada kaoe ijang soedah mendatengken satoe langganan begitoe baek pada kita. Dia poenja nama sadja soedah menimboelken kapertjaja-an aken di masoeken dalem kita poenja boekoe dagang; dan kita poenja toekang oewang, ijang kita terangken asalnja Majoor Cavalcanti,