Halaman:Doeapoeloe Taon Blakangan Jilid 02.pdf/196

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 195 —

"Toean,“ kata Broussel, "kewarasan badankoe ada sanget djelek, maka ini waktoe akoe blon bisa seraken akoe poenja diri. Akoe minta dikasi tempo doeloe.“

"Itoe perminta’an tiada bisa ditrima,“ Kata Comminges, "prente boenjinja kras dan lantes moesti didjalanken."

"Tiada bisa!" treak Louvieres, "ati ati, toean, djangan Kau bikin kita orang djadi nekat,"

"Tiada bisa!" kadengeran poela satoe swara serak dari blakang kamar.

Comminges menengok ka blakang dan dapet liat Nanette, iboenja Friquet, berdiri dengen pegang sesapoe, sedeng matanja bertjahja, saking maranja,

"Lebi baek kau tinggal diam, Nanette,“ kata Broussel.

"Tinggal diam, djikaloe orang maoe tangkep akoe poenja toean, pemimpin, penoeloeng dan ajah dari seKalian rahajat negri! Djikaloe kau pikir begitoe dan kau blon kenal pada akoe. . . . Apa kau maoe toenggoe lebi lama di sini, lekas pergi !“ kata Nanette pada Comminges.

Comminges tersenjoem.

Denger apa akoe bilang, toean," ia kata pada Broussel, "toetoep moeloetnja itoe orang premoean dan toeroet pada akoe."

"Toetoep akoe poenja moeloet, akoe ! akoe !" treak Nanette, "kau kira gampang bisa djadi begitoe! Bosat itee perkara moesti ada orang jang lebi pande dari kau! satoe boeroeng dari pakean bagoes dari Radja! Kau nanti liat!*

Nanette Jantes boeka djendela dan treak begitoe kras, hingga boleh didoega, ia poenja swara soeda kadengeran sampe di gredja Notre Dame