Halaman:Doeapoeloe Taon Blakangan Jilid 01.pdf/80

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 79 —

Njonja roema makan tiada bisa djawab satoe apa, ia tjoema djadi menangis.

„Siapa itoe Didong ?“ menanja d'Artagan.

„Lagi sedikit hari ia maoe menika pada akoe,“ menjaoet njonja roema makan dengen swara sedi.

„Djadi kau poenja soeami betoel soeda meninggal ?“ menanja d'Artagnan lagi.

„Kau maoe apa perdoeli itoe perkara ?“ menanja itoe Didong.

„Lebi banjak dari kau bisa doega,“ menjaoet d'Artagnan, „kerna kau tiada bisa menika pada ini njonja, djikaloe akoe tiada soeka kasi idzin, dan.....“

„Dan apa ?“ itoe Didong menanja.

„Dan... akoe tiada soeka kasi itoe idzin,“ kata d'Artagnan.

Itoe orang Zwitser jang djoega ada bekerdja pada pakerdjaän militair ada berpake pakean ditaboer mas, soeda djadi mera moekanja; ia banjak lebi tinggi dari d'Artagnan. Jang satoe rasa dirinja soeda djadi toean roema, tapi d'Artagnan anggep itoe orang maoe rampas iapoenja hak.

„Lekas kau moesti pergi dari sini!“ kata itoe Didong dengen banting kakinja sebagi orang jang soeda djadi sanget mara.

„Akoe moesti pergi? tiada ada niatan sama sekali !“ kata d'Artagnan.

„Panggil politie sadja,“ kata boedjang roema makan jang tiada bisa mengarti, satoe orang ketjil sebagi d'Artagnan brani berbanta pada orang jang banjak lebi besar dari dirinja.

„Kau,“ kata d'Artagnan jang soeda moelai djadi mara dan pegang koepingnja itoe boedjang, „kau moesti tinggal diam di mana kau ada,