Halaman:Dimana Adanja Allah V. 02.pdf/107

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Dimana adanja Allah

263


nja sambil berloetoet di depan iaorang poenja nona madjikan jang berboedi. Lilin-lilin boeat sembahjang sebagimana oepatjata kaoem Kristen Katholiek telah terpasang, dan Vader Paoel, dengen soeara pelahan membatja doa-doa sembahjang boeat jang mati. Angin riboet serta oedjan masih toeroen dengen santer, dan bebrapa kalih kaliatan kilap menjerang-njamber dari katja djendela.

Dari kedjaoean akoe denger berklenengnja lontjeng satoe kalih, jang berkoemandang sanget dalem sehingga mengaoeng di antero itoe Villa. Akoe djadi serem. Akoe djadi terkenang belon lama Zara masih hidoep serta seger - boeger; sekarang, ia soedah mati tapi tetep akoe rasaken saolah-olah ia masih berdeketan sadja sebagimana biasa padakoe. Sekarang, sekarang ia soedah pergi ..... ? Tida, boekan boeat selamanja—tida boeat sateroesnja sabegitoe lama katjintaan masih tinggal permei — katjintaan jang nanti anter kita bertemoe kombali di doenia mana sadja ........

Hus! soeara apa itoe ? Seperti soearanja orgel jang merdoe ? Akoe berpaling di sakoeliling sitoe dengen terprandjat. Tida saorang kaliatan doedoek di depan orgel itoe, toetoepnja tinggal tertoetoep rapet. Lilin-lilin di atas altar tetep menjalah dan djoega jang deket dengen randjang kematian; pendita Vader Paoel tetep membatja doa dengen tida berkoetik; itoe bebrapa boedjang semoea tinggal biasa keadaannja. Tapi bener njata soeara galoem-