— 1565 —
brapa lama ija sampe di moeloet Champs Elysees.
Samentara itoe, toewan de Villefort pegi naek kareta sewaan ka roemah doctor d'Avrignij di mana ija goijang lontjeng begitoe keras, sampe toekang djaga pintoe kaget memboeka pintoe roemah. Villefort seperti terbang naik di tangga dengen tida bisa berkata-kata barang sepata. Toekang djaga pintoe, ijang kenal padanja, tinggalin sadja toewan de Villefort naek, tjoema ija kataken:
„Dalem kantornja, toewan procureur! dalem kantoornja!“
Villefort teroes naik tida berpaling ka blakang dan lekas dia boeka pintoe itoe.
„Hei! berkata toewan doktor, „kaoe dateng di sini?“
„Ja,“ berkata Villefort, sembari menoetoep pintoe; „ja doctor, akoe sendiri dateng mengadep aken berganti menanja, „apa tida arang ijang bisa dengar kita beromong-omong? Doktor, akoe poenja roemah bole di bilang roemah ijang terkoetoek.“
„Apa?“ berkata doktor d'Avrignij, seperti orang ijang tida ambil poesing dari halnja toewan de Villefort, tetapi dalem hatinja doktor itoe terlaloe amat sedi. „Apa ada lagi orang ijang sakit di roemahmoe?“
„Ja, doktor!“ sabda Villefort sembari tarik-tarik ramboet, „ja, doktor ada lagi.“
Pemandangannja d'Avrignij seperti orang maoe berkata: „Memang akoe soeda bilang padamoe. Tetapi ija berkata:
„Siapakah sekarang ini bakalan mati di toewan poenja roemah? Siapakah sekarang mendjadi korban dari pada kita poenja kalerhahan hati, ijang tida maoe kasi taoe pada hakim hal ijang doeloe-doeloe?“
Sedihnja de Villefort boekan alang-kepalang dengan me-
