Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/96

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dengan wafatnya guru kami Pangeran Seh Sitijenar."

 Duta mantri-delapan telah datang di Demak, segera surat dihaturkan kepada Sultan Demak, akan halnya isi dan maksud surat Kyai Ageng Kebokenanga Sultan Demak telah memahaminya. Sekali lagi surat dari Pengging dibacanya, disemaknya dengan hati-hati.

XXII. Lagu Mijil, 36 bait.
Baris 1 dari bait ke-1, dan baris 1 dan akhir, dari bait ke-36.
Baris ke 1 dari bait ke-1;
Punika kang serat terus mijil,
Baris ke 1 dan akhir dari bait ke-36;
Yayah rare panakawaneki,
sang anom ing ngayun.

Terjemahan
 "Teriring dengan segala puji dan dari lubuk hati yang suci, kami sampaikan salam hormat kami dari kakanda Ki Gede Pengging, kepada Srinarapati yang bertakhta di Negara Demak, yang menjadi Kalipah Nabi, Duta dari Hyang Manon, yang menguasai memerintah seluruh Tanah Jawa dan yang mempunyai wewenang mula atas perkenan Tuhan yang Mahaesa memerintah segala kawula di Tanah Jawa.

Beliau yang menguasai semua keraton di Tanah Jawa, dan beliau yang memerintah semua ratu-ratunya. Beliau yang putus dalam segala ilmu, beliau yang arif dan bijaksana, berbudi luhur dan selalu mengayomi akan semua kawulanya yang sedang dalam penderitaan.

 Surat dari kami kakanda Kebokenanga, seorang yang sangat hina-dina, seorang santri yang miskin melarat, bodoh lagipula dungu. Kami yang merasa seorang tak berbudi, dan lagipula kami yang sedang dirundung malang, semoga beliau Sultan Demak berkenan menerimanya.

 Kiranya perlu kami kabarkan, telah kami terima surat dari yang mulya Sultan Demak melalui mantri-duta yang dikirimkan

94