Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/78

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Ageng Purwasada berpisah di perjalanan menuju ke arah barat daya dan lainnya keduabelas para Kyai Ageng menuju ke arah tenggara, ke Pengging.

Kyai Ageng beserta kesebelas sahabat seperguruannya telah sampai di Pengging, dan kepada sahabat-sahabatnya Kyai Ageng Pengging mengajaknya bermalam di rumahnya. Dua hari dua malam mereka menikmati udara Pengging, setelahnya berpamitan pulang ke tempatnya masing-masing.

XVIII. Lagu Pangkur, 33 bait.
Baris 1 bait 1, baris 1 dan akhir dari bait ke-33.
Baris 1 dari bait 1.
Kuneng kang wus mantuk samya,
Baris 1 dan akhir dari bait ke-33;
Yen pinengkok wani katrap,
sura tan nedya ngunduri.

Terjemahan

Raja Bintara yang baru dirajakan, sangat disayang dan dikasihi oleh para Wali Agung. Para satria, sentana, punggawa dan mantri sangat menghormatinya. Namun selama Sultan Bintara menduduki takhtanya hatinya selalu resak, sebab tersiar berita bahwasanya kedua kakaknya raja putra Pengging lama sudah tidak sowan (menghadap) ke Demak. Apalagi berita yang meyakinkan telah diterimanya, bahwasanya kedua kakaknya tadi selama menetap kembali ke Pengging sudah meninggalkan adat kehidupannya sebagai kesatria. Mereka melebur diri sebagai rakyat biasa, dan beralih dalam tata-cara kehidupan seorang santri. Tidak mustahil seluruh Pengging pun berubah, banyak pula surau tempat-tempat menjalankan ibadah agama. Keresahan Sultan Bintara tadi malah menjadi-jadi, timbullah perkiraannya jangan-jangan kedua kakaknya raja putra Pengging akan melawan Demak. Untuk menghilangkan keragu-raguannya, diutusnyalah duta menuju ke Pengging dengan maksud kedua raja putra tadi diminta datang ke Demak, Sultan Bintara ingin berembug dengan mereka. Keempat utusan Sultan Bintara berangkat, dan sampailah mereka di Pengging. Duta Bintara me

76