Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/20

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Raden Arya Teki adiknya, ditempatkan di daerah tempuran, namanya dusun Tersana tak jauh juga dari padepokan Gugur tadi. adiknya lagi perempuan, sudah dijodohkan dengan Kyageng Majasta. Ada lagi putra Raja Majapahit, terlahir dari seorang istri ampil.

Seorang putra yang rupawan, cahaya bersinar-sinar tak ubahnya bagaikan sinar bulan purnama. Kulitnya kuning langsat, kulitnya sehalus beledu, pandangannya penuh kawaskitan namanya Raden Jaka Prabangkara. Pandai mengerjakan apa saja, namun oleh Prabu Brawijaya tak diakuinya sebagai putra.

Dulu kala, raja Majapahit pada suatu hari berkehendak cengkrama disertai abdi kinasihnya bernama si Semut dan si Gatel. Kebiasaan raja kalau bercengkrama, berbusana seperti rakyat jelata (berlaku sandi), sehingga tak seorang pun tahu bahwa dia adalah rajanya. Keluarlah raja dengan kedua pengiringnya dari kedaton, untuk pergi melihat-lihat dilaladan luar istana Majapahit.

Pada suatu ketika raja berhenti untuk mengasokan diri, sebab lama telah berkeliling-keliling. Badan serasa lemas, dan kantuknya datang. Kebetulan di dekatnya ada satu rumah milik seorang mantri jagal, dan sang mantri jagal mempersilakan kepada mereka untuk menggunakan rumahnya sebagai tempat mengaso, dan diterima oleh raja yang menamur kawula tadi. Konon mantri jagal tadi, mempunyai anak perempuan cantik rupanya, dan menjanda.

Telah beranak seorang, namun mati pula anak itu. Dasar janda yang belum tua, malahan masih dalam keadaan janda kembang. Tak heran rupanya sangat ayu, dan kepada raja yang menamur kula tadi sangat baik pelayanannya. Raja sangat tertarik, hatinya terpaut pada wanita janda kembang, anak mantri jagal tadi. Akhirnya raja mengadakan sanggama dengan janda kembang tadi.

Keesokan harinya raja berpamitan pulang, tak terceritakan lagi akan halnya raja Majapahit yang menamur kawula. Akan halnya si janda-kembang yang telah ditiduri Raja Majapahit tadi, telah mengandung. Bayi lahir dari rahimnya, keluar seorang

PNRI

18