Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/119

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ke Pengging Kyai Ageng Wanalapa telah datang untuk melapor. Segera Kyai Ageng Wanalapa maju ke depan, dan di hadapan Sultan Bintara menghaturkan sembah untuk kemudian melapor perihal hasil-hasilnya diutus ke Pengging untuk menanyai Kyai Ageng Kebokenanga.

"Perkenankanlah saya melapor ke hadapan Sultan Bintara, tugas saya sebagai utusan Jeng Sultan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan "gagal" tidak berhasil.

Tidak ada salah satu yang dipilihnya, namun tidak menolak pula kedua-duanya. Kyai Ageng Pengging tak punya keinginan apa-apa, keinginannya hanya satu ingin berdiam diri di Pengging saja. Untuk itu, semoga Jeng Sultan Bintara menerimanya, dan kami mohon maaf sebesar-besarnya atas gagalnya kehendak sribupati".

"Kuduga kanda Kyai Ageng Pengging tidak berbuat wajar, tata kelahirannya bermurah hati bermanis-manis namun jauh dalam lubuk hatinya ada sesuatu yang disembunyikan. Tentu, mempunyai rencana terhadap Kasultanan Demak", demikian gumam sribupati Demak Sultan Bintara. Kepada Jeng Sunan Kudus Sultan Bintara berkata, "Dinda Jeng Sunan Kudus, pergilah sekarang juga ke Penging. Bawalah wadya andalan sebanyak yang diperlukan, tugas kanda hanya satu. Jika terbukti kanda Kyai Ageng Pengging mempunyai maksud-maksud tertentu, paling tidak ada tanda-tanda akan berbuat merongrong kewibawaan Kasultanan Demak jangan ragu-ragu yayi kenailah aturan-aturan sesuai dengan hukum dalil dan kadis", Jeng Pangeran Kudus sendika seraya menghaturkan sembah bermohon diri untuk segera berangkat ke Pengging. Sang Prabu Demak kembali ke kedaton, para Wali-agung, pandita, niyaka, pramea kembali ke tempatnya masing-masing.

Tujuh orang andalan Demak yang kesemuanya menyaru sebagai santri menerima perintah dari Jeng Pangeran Kudus, beliau pun berbusana selayaknya seorang santri dusun. Tak lupa pusaka wasiat Kudus dibawanya, sebuah bende (semacam gong) bernama Kyai Macan konon istri Jeng Sunan Kudus yang membawanya. Sebuah pusaka wasiat yang berasal dari Adipati

117