Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/116

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tan Demak, perkenankanlah kami mengusulkan, sebaiknya Yang Mulya Sultan Bintara mengutus (mengirimkan) "duta lagi ke Pengging, untuk sekali lagi meyakinkan diri benar tidaknya kehendak Kyai Ageng Pengging yang tidak sudi seba ke Demak itu", berkatalah Sang Prabu Bintara kepada punggawanya.

"Kalian berdua mantri, pergilah ke Pengging. Pesanku kepadamu, berhati-hatilah jangan sampai diketahui maksudku yang sebenarnya. Coba selidiki apakah benar tekad Kyai Ageng Pengging tidak sudi menghadap ke Demak", kedua mantri-duta segera memohon pamit.

Kedua mantri-duta sampailah sudah di Pengging, dan segera akan menghadap ke Kyai Ageng Kebokenanga. Lurah parekan menemuinya, dan segera menghadap Kyai Ageng melapor bahwasanya utusan Demak datang mohon diperkenankan menghadap. Kyai Ageng Pengging segera memerintahkan kepada lurah parekan untuk mempersilakan kedua mantri-duta dari Keraton Demak.

Kedua mantri-duta dengan diantar lurah-parekan segera raenuju kemadyasana, Kyai Ageng Pengging segra menjemputnya dan dipersilakan mereka duduk. Segera duta matur kepada Kyai Ageng Pengging, "Kyai Ageng, Sultan Bintara menghendaki Kyai Ageng untuk datang menghadap ke Demak. Kami juga diperintahkan untuk bersama-sama Kyai Ageng pergi hari ini juga ke Demak", dijawabnya oleh Kyai Ageng Pengging, "Baiklah Duta Demak, saya silakan kalian mengaso terlebih dahulu, nanti kita bicarakan sebaik-baiknya". Tamu-tamu segera dilayani makan,minum secukupnya.

Berkatalah Kyai Ageng Pengging kepada mantri-duta, "Para mantri-duta, telah kumengerti maksud timbalan Kangjeng Sultan Bintara kepadaku tadi. Namun, sekarang ini aku tidak bisa memenuhinya untuk menghadap ke Demak. Untuk ini saya

mohon maaf sebesar-besarnya", gandek (utusan raja) menyelanya," Kyai Ageng, apakah sebabnya Kyai tidak mau menghadap ke Demak?" "Gandek, tak ada sebabnya padaku. Aturkanlah pada sri-

114