Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/110

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

yang dikeramatkan, dan merupakan milik raja yang bertakhta sebagai kelengkapan kebesarannya, arti sengkeran-dikurung. Dan kebiasaannya pohon-pohon beringin tadi dikurungi dengan pagar).

Patih Wanasalam segera memulai menyiramkan minyak untuk menghidupkan unggukan-unggukan kayu, tak lama tumpukan-tumpukan kayu telah berubah menjadi api-unggun. Kobaran apinya menjadi-jadi, seakan-akan menjilat-jilat ke angkasa, suara kayu-kayu yang terbakar menderu mengaum bagaikan raungan singa yang kelaparan. Semua yang menyaksikan berdiri bulu-romanya, hati tercekam karena sangat menakutkan kobaran api yang telah menggunung itu. Segera Ki Seh Malangsumirang berdiri, berjalan dengan langkah yang mantap menuju panggungan-pancaka, tak ketinggalan anjingnya turut serta mengikuti Ki Seh Malangsumirang.

Setelah mengucapkan salam kepada para hadirin yang berada di sekitar panggungan-pancaka tadi, naiklah Ki Seh Malangsumirang dengan anjingnya kepanggungan-pancaka. Di atas sudah Ki Seh Malangsumirang bersama anjingnya, segera perlahan-lahan menuruni panggungan-pancaka masuk ke dalam apiunggun yang berkobar-kobar di tengah-tengah alun-alun Demak. Di tengah-tengah api unggun, tampak Ki Seh Malangsumirang dengan tenangnya duduk bersila. Anjing kesayangannya duduk pula di hadapannya, seakan-akan siap menerima perintah dari Ki Seh Malangsumirang. Apa yang tampak oleh para hadirin, suatu pemandangan yang menakjubkan. Badan Ki Seh Malangsumirang tiada mempan termakan api, utuh bagaikan tak kena apa-apa. Demikian pula anjingnya, seakan-akan tak ada api di sekelilingnya.

Ki Seh Malangsumirang segera memerintahkan anjingnya,

untuk segera mengambil kertas kalam dan tinta yang ditinggalkan Ki Seh Malangsumirang di tempat duduknya semula. Anjing yang telah memanusia tadi segera mengerti akan perintah Ki Seh Malangsumirang, segera naik ke atas menuruni panggung-pancaka laju mengambil kertas kalam dan tinta yang sengaja ditinggalkan Ki Seh Malangsumirang.

108