Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/103

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bagaikan bulan purnama, hati tentram tenang pandangan matanya tajam mengarah ke depan. Sama sekali tak terasa takut di hatinya, dalam tingkah dan ulahnya tidak mencerminkan bahwasanya dia adalah terdakwa yang akan menerima hukuman mati (kisas), Ki Seh Malangsumirang tak ubahnya bagaikan pinang dibelah dua dengan Ki Sunyata Jatimurti atau Ki Seh Sitijenar, serupa benar dalam penampilan dan ketenangannya.

Tak lama perintah dikeluarkan Jeng Sunan Derajad kepada Jeng Sunan Kudus, bahwasanya hukuman kisas pada Ki Seh Malangsumirang hendaknya segera dilaksanakan. Jeng Sunan Kudus segera memberitahukan kepada pamandanya Seh Malangsumirang," Paman Malangsumirang, kesepakatan dan keputusan para Waliullah, para kukuma setanah Jawa, para dipati punggawa dan para satria, menetapkan pada hari ini pamanda Ki Seh Malangsumirang dikarenakan terbukti sudah akan kesalahannya berbuat kegila-gilaan melanggar sarak agama Islam, dan berbuat kegaduhan sehingga masyarakat dan Negara Demak terancam keselamatannya lagi pula menyebar-luaskan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan kukumulah, sehingga terjadi keresahan yang meluas seantero Tanah Jawa, pamanda Ki Seh Malangsumirang menerima hukuman kisas. Untuk itu paman bersiaplah menerimanya", Ki Seh Malangsumirang dengan senyum khasnya tak ubahnya dengan Ki Seh Sitijenar berkata kepada Jeng Sunan Kudus, "Wahai anakku Sunan Kudus, perintahkan segera menghidupkan unggunan kayu-kayu itu, manakala nanti apinya telah berkobar-kobar pamanmu akan masuk ke dalamnya. Namun kumintakan padamu nanti kubutuhkan secarik kertas kalam dan tinta, akan kutuliskan wasiatku nantinya. Telah diterima kertas 2 koras (koras berarti jahitan, kemungkinan 2 jahitan kertas atau 2 buku isi kertas kosong), kalam beserta tintanya dan Jeng Sunan Kudus.

Kepada Patih Wanasalam segera diperintahkannya untuk segera mengapikan unggunan atau tumpukan kayu-kayu yang terletak di sebelah utaranya dari pohon beringin-sengkeran Sultan Demak. (Lazimnya setiap alun-alun utara maupun alunalun selatan milik raja tentu dipelihara sepasang pohon beringin

101